Jumat, 11 November 2011

RIWAYAT HIDUP KI HAJAR DEWANTARA

                  
  Suardi dilahirkan pada tanggal 2 Mei 1889 di Yogyakarta. Beliau adalah keturunan Bangsawan, sehingga nama lengkapnya adalah ” RADEN MAS SUWARDI SURYANINGRAT” karena beliau masih keturunan Bangsawan, Beliau berkesempatan masuk Sekolah Rendah Belanda (E.L.S) dan dapat meneruskan kesekolah dokter di Jakarta, tetapi karena sesuatu hal beliau tak dapat sampai selesai.
Sejak dewasa, beliau sudah banyak memikirkan/merenungkan nasib rakyat Indonesia yang pada saat itu hidupnya sengsara luar biasa akibat kekejaman penjajah, sedang beliau melihat pula betapa mewahnya hidup orang-orang Belanda. Hati teriris pedih, betapa tidak adilnya, keadaan tergugah untuk bergerak, berjuang memperjuangkan nasib bangsanya, agar terangkat derajatnya.
Beliau menyadari bahwa untuk cita-cita itu kuncinya yang utama harus direbut yaitu ”KEMEDEKAAN NEGARA” bebas dari penjajah, memang berat tapi beliau tetap memuliakannya.
Setelah beliau keluar dari sekolah dokter, beliau pun terjun di bidang jurnalistik, tulisan-tulisanya di surat-surat kabar merupakan curahan isi hatinya yang menyala-nyala mencita-citakan Indonesia merdeka. Pada tanggal 6 September 1912 bersama dengan 2 orang kawannya Ir. Tjiptomangun Kusumo dan Dr. Douwes Dekker (Daanudirja Setiabudi) mendirikan ”De Indische Party”  suatu partai politik yang dengan tegasnya bertujuan ”Indonesia Merdeka.
Pada tahun 1913 di Indonesia yang pada waktu itu mendapatkan sebutan Hindia –Belanda akan diadakan perayaan besar-besaran, untuk memperingati 100 tahun bebasnya Negri Belanda dari penjajah Perancis (Napoleon). Rakyat diharuskan merayakan dan di harusakan juga membiayainya. Kejadian itu dipandang oleh Suardi, suatu perbuatan yang tidak pantas, merayakan kemerdekaan bangsa di tengah-tengah rakyat dijajahnya.
Suwardi menulis suatu artikel yang berjudul ”ALSIKEENS NEDEERLANDERWAS” Andai kata aku seorang Belanda, yang isinya mengandung sindiran dan serangan yang pedas terhadap Belanda. Karenanya Belanda menjadi bingung dan ketakutan. Suwardi dan ketiga kawannya Tjipto Mangunkusumo, Abdul Muisdan Widyodisastro di tangkap. Suwardi di buang ke Bangka, Cipto ke Bangka, Dowes ke Kupang, sedang Abdul Muis dan Widyodisastro di bebaskan, kemudian ketiga-tigannya dieksterir ke Negri Belanda.
Di negri Belanda beliau mempelajari ilmu keguruan dan mendapat pula akte guru. Beliau di sana mendirikan kantor berita dengan nama ”Indonesia Persebaruan”. Buat pertama kali nama Indonesia di pakai di dunia luar.
Pada tanggal 17 Agustus 1917 beliau dibebaskan, tetapi baru dapat kembali ke tanah air pada tanggal 6 September 1919 karena terhalang oleh perang dunia ke-I.
Sedatangnya di tanah air, Suwardi tidak tinggal diam, tapi terus berjuang di lapangan jurnalistik lagi dan memimpin partai yang dulu didirikannya yaitu de Indische Party, karena tulisan-tulisan yang pedas dan menyerang Belanda beliau pernah dua kali masuk penjara. Pengalam Ki Hajar Dewantara dengan kawan-kawannya dalam perjuangkan menetang penjajahan Belanda di isapi bahwa harus mengubah politik. Diadakannya pembagian tugas Ki Hajar Dewantara di serahi pendidikan rakyat maka pada tanggal 3 Juli 1922 beliau mendirikan perguruan Nasional Tamansiswa yang pertama di YOGYAKARTA, dengan semboyan ”Lawan Sastra Ngesti Mulya” yang artinya: Deangan pengetahuan kita menuju kemulyaan.
Sampai akhir hayatnya beliau terus membimbing Tamansiswa. Beliau wafat pada tanggal 26 April 1959. Beliau di makamkan dipemakamam Tamansiswa yaitu ”Taman Wijaya Berata” di Yogyakarta. Beliau tidak meninggalkan harta, satu-satunya warisan bagi bangsaanya ialah ”Pergurusn Tamansiwa” yang hidup sampai sekarang dan terus hidup sampai akhir zaman.

PENGHARGAAN NEGARA DAN MASYARAKAT KEPADA KI HAJAR DEWANTARA
1.   Beliaulah yang menjadi mentri pengajar Pendidikan dan Kebudayaan dalam cabinet Republik Indonesia yang pertama.
2.  Pada tanggal 8 Maret 1955 di tetapkan Pemerintah Republik Indonesia sebagai Perintis Kemerdekaan.
3.  Pada tanggal 19 Desember 1950 mendapat gelar Dokter Honorus Cause dalam ilmu kebudayaan dari Universitas Gajah Mada.
4.  Pada tanggal 26 April (pada waktu wafatnya) diangkat sebagai perwira tinggi secara anumerta.
5.  Pada tanggal 28 November 1959 diangkat sebagai Pahlawan Nasional.
6.  Pada tanggal 16 Desember oleh pemerintah Republik Indonesia hari lahir/ kelahiran yaiyu tanggal 2 Mei di tetapkan sebagai Hari “Pendidikan Nasional”
7.  Pada tanggal 17 Agustus 1960 di anugerahi bintang ”Mahaputra I”
8.  Pada tanggal 20 Mei 1961 di anugerahi bintang ” Satya Lencana Kemerdekaan”.
9.  Pada tanggal 27 Nopember 1961 di anugerahi bintang ” Gedung Pahlawan”.
10. Pada tanggal 28 April 1959 oleh PWI diangkat secara anumerta sebagai Ketua Kehormatan PWI (Persatuan Wartawan Indonesia).
11. Yang mendirikan Pendopo Agung Ki Hajar Dewantara.
12. Bekas rumah Ki Hajar Dewantara yang lama di jadikan Musium Tamansiswa dengan nama ”Dewantara Kirti Griya”

Buku Sumber:
Perdjuangan dan Adjaran Hidup Ki Hajar Dewantara
Mochammad Tauchio “Majelis Luhur Taman Siawa Jogjakarta”

1 komentar: